kisah hidup gue di SMA

Kisah hidup gue memang sudah dibumbui dengan kekonyolan dan kegoblokan gue sendiri. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa,  pertama kali gue daftar di 8 gue sudah bersifat goblok. Pada saat gue daftar, di formulir itu tertera tulisan profinsi lalu suruh diisi, entah kenapa gue disitu muncul sifat asli gue seperti keledai yang sedang bercermin. Gue bertanya sama staf daftar di depan gue,

gue bertanya, "bu, disini profinsi apa ya?" dengan polosnya gue bertnya
staf menjawab, "haha" tampangnya seperti menertawakan keledai yang sedang nyengir dihadapannya,

setelah kejadian itu gue merasa seperti orang yang ber IQ jongkok yang bertanya teori ke ALBERT EINSTEIN.
Lanjutnya "ini propinsi KALIMANTAN BARAT mas"ngek!-_-° kalau ini kalimantan barat kenapa ga ada upacara suku dayak, pikir gue. Untungnya ada staf yg baik memberi tau "ini propinsi JAWA BARAT mas" (walaupun dia memberi tau dengan nada menyepelekan gue), eitts!, gue baru inget nama-nama propinsi di INDONESIA kenapa tadi bisa ga tau gitu ya??.
Oke lupakan itu, kita berlanjut ke MOS, ini MOS ke2 gue, jujur ye gue merasa anak-anaknya ga ada yang niat sekolah. Kenapa gue beropini demikian karena menurut observasi gue, yang begitu lama bahwa gue menemukan kejanggalan, anak-anak yang baru itu banyak yang bertampang acuh tak acuh saat upacara pertama dan banyak yang telat datangnya. Entah kenapa gue saat di hadapkan dilapangan gue merasa anak yang kehilangan induknya kenapa?karena cuma gue yang sama sekali kebingungan dimana gue sekarang! gue saat itu sedang duduk dilapangan dan berbaris sejajar dengan anak-anak yang lainnya. Dibarisan gue tampak seperti anak autis yang serius degan dunianya sendiri. Gue liat ke depan ada yang ngobrol dan bercanda gue liat ke samping juga demikian, apa cuma gue yang ga punya temen dari smp yang masuk ke 8? gue disitu terus berpikir padahal gue sendiri sedang ga berpikir apa-apa, gue serius memandang ke depan. Lalu tak lama kemudian menunggu untuk dikemanakan gue ini selanjutnya, gue melihat kakak osis memanggil nama-nama siswa untuk masuk ke kelas yang telah ditentukan. Setahu gue, kelas ini hanya sementara, ternyata kelas yang telah ditentukan ini untuk 1 tahun selanjutnya. Gue masuk ke kelas X3, yang pertama gue amati saat itu adalah ada ga cewe yang cantik dikelas ini.
Hmm..gue duduk dibarisan X3 sambil memandangi, ada ga sih, cewe yang manis dibarisan X3 in,i ternyata ada cewe itu putih dan terlihat polos. Tapi gue ga hanya berpatokan di 1 tempat gue melarak-melirik dibrisan lainnya,yang gue liat si cowo yang bertampang tablo sambil manggap memandangi langit, mungkin dia lagi berpikir kali! kenapa langit ada diatas. Gue langsung berpaling dari hadapan cowo tersebut, kalau gue liat terus mungkin gue akan kehilangan nafsu makan siang gue. Tak lama kemudian gue dan rombongan X3 masuk kedalam kelas, kelas gue dilantai 2, gue sempat bingung kenapa ini kelas ga ada keramiknya? setahu gue, sekolah ini daridepan elit tapi, kenapa didalam kumuh? bayangkan, seorang anak yang baru masuk SMA aja sudah berpikir maju masa kalah dengan pejabat diluar sana si? loh kok jadi ngebahas pejabat si..??
dikelas ini gue pertama kali kenal dengan seorang teman cowo berrnama JACK rambutnya gue perhatiin plontos mungkin dia mau masuk abri kali, tapi entah kenapa pertmuan pertama gue ini ga baik gue susah banget ngobrol sama dia ketika dia ngobrol sama gue
"riz gue punya temen dikelas ini!"
gue jawab "oh siapa?"
dia jawab"ada banyak deh"gue jawab"ya siapa aja?""hmm hehe"senyum kecutnya berimbas ke gue.Kenapa dia ngebahas soal temennya kalo ga mau diceritain ke gue?pikir gue. Sejak saat itu gue bagaikan berada didalam sekolah SLB kalangan atas dimulai dia lalu DIDI yg slalu menjawab pertanyaan dengan jawaban anehnya misalkan kakak osis bertanya ke X3 ada yang bisa buat lagu? sunyi.. 
tapi DIDI menjawab ada kak sambil tertawa ngakak padahal tak ada yang lucu saat itu. Gue berpikir bahwa ada yang ga beres dikelas ini. Lalu, gue sempat kenalan dengan manusia yang mungkin ini anak kuper diminta gue dan benar-benar ga ngerti style ternyata, dia anak yang sangat gaul layaknya spiderman yang terus berubah kostum dan manjat gedung yang tinggi. kenapa gue ibaratkan demikian karena entah tau kenapa dia selalu main ditembok layaknya laba-laba mencari makan. hmm.. temen-temen gue yang baru gue kenal ini memang memberikan inspirasi gue untuk lebih melakukan observasi gue selama ini. Okey deh lanjut ke KP3 gue aja deh, KP3 mungkin baru gue alami pertama kali di SMA ini. KP3 ini memberikan banyak sekali pengalaman bagi gue. KP3 adalah suatu pelantikan bersifat umum & havefun, pelantikan ini bertujuan untuk melantik penggalang menjadi penegak, itulah pengertian simple gue. Ke cerita gue aja langsung oke, gue dan seluruh siswa 8 otomatis memakai peramuka. Sebelum masuk ke sekolah semua tas diperiksa sama kakak Osis, gue takut banget pas waktu itu soalnya gue bawa benda tajam mau tau apa? benda itu ialah gunting! sebelum diperiksa gue sudah cemas -.-°, setelah dipriksa kata kakaknya "kok bawa benda tajam" gue jawab dengan bijak dan santai (padahal gue sendiri sudah dag dig dug) "kak ini gunting yang aku bawa dari rumah untuk ngebuka makanan kak.. "dengan muka dongo gue menjelaskan. Kakak jawab "iya sudah kamu boleh masuk" "makasih kak" jawab gue. Gue langsung masuk ke kelas yang telah disediakan. Oya perlu diketahui gue saat itu menjabat sebagai ketua grup hhe. Langsung aja saat malem harinya. Gue dan anak-anak lain disuruh keluar dari ruangan untuk dipaparkan dilapangan bak luasnya (bahasa lebai gue keluar deh) padahal lapangannya kira-kira lapangan voli di deket rumah gue yang sudut-sudutnya dihiasi oleh pohon yang amat kritis tipisnya. Tak lama kemudian mata kita-kita ditutup pakai dasi peramuka punya kita sendiri. Singkat cerita... kelas gue terbagi 2 kelompok gue kelompok ke2 dan Didi kelompok pertama, gue beserta kelompok lainnya menunggu layaknya menunggu pengadilan teroris berdarah hangat sdikit dingin (ngomong apa sih gue?).. Ntah knp disaat genting begini gue kebelet BAK temennya dari BAB tau kan... Jujur gue bingung banget saat itu,  sudah ga ngeliat kakaknya ada dimana, akhirnya setelah menunggu 15 menit (lama juga nunggunya ya) akhirnya seorang kesatria bajak laut ehh relawan penolong membantu gue. "Helo ada kakaknya didepan?" saut gue, "hmm ada apa dek" seorang cowok membalas, "kak" tangan gue meraba tangan kakak kehadapan gue, "kak saya boleh ke toilet? "tanya gue, "oya boleh tapi kamu jangn lepas tutupannya ya! "ujar kakak, gue menganggut, "ayo pegang tangan kakak", "baik" entah kenapa gue berpikir ada yang janggal dengan kakaknya kok seneng banget ketika gue pegang tangan inginnya, gue tiba ditoilet. "kamu sekarang boleh lepas tutupanya "ujar kakak, gue lepas tutup mata gue, ternyata kakak yang nganterin gue tak lain tak bukan ketua OSIS saat itu. Selesai gue dari toilet kakaknya kembali mengantarkan gue. 
nunggu-menunggu sekitar 20 menit duduk lapangan degan mata tertutup. Ternyata gue baru sadar kakaknya salah menempatkan gue kebarisan! gue tau setelah barisan gue di panggil untuk mengikuti kakaknya pergi muterin lapangan saya kebetulan paling depan duduknya disitu gue harus peka untuk mendengar suara tepukan, hentakan, suara mulutnya berbunyi agar gue tau kakaknya berada dimana. Setelah melakukan hal tersebut. Muter-muter lapangan sampe capek gue dan kelompok ditaruh ditempat entah dimana karena gue sendiri ga meihat tempat apa itu, kakaknya beratnya ke barisan gue "siapa ketua barisan? "gue otomatis ngacung, kakak bertanya lagi" loh kok kamu ikut ngacung ngomong keorang belakang gue", "loh kak saya ketua barisan ini saya X.7"  ujar orang belakang,
SUNYI..
gue berpikir, gue kayak orang pelanet yang nyasar ke bumi untuk menghancurkan bumi dengan kedongoan gue! "kamu dari kelas mana? "ujar kakak tanya ke gue, "saya dari X.3 kak"  jawab gue, "oh yaudah kamu ikut kakak ke barisan kamu "iya kak" . Baru aja bangun lalu dituntun kakaknya gue langsung jeblos ke selokan "GUBRAK" kakak yang tadi jaim berubah jadi orang stres kesenengan melihat keledai terperosok ke selokan. Ah kakak jatuh ni Aw sakit kak kakiku huh, kakaknya tertawa ngakak sambil mengangkat kaki gue perlahan. Kenapa kakak yang tadinya galak menjadi orang yang friendly dan disitu gue dianggap kakaknya seakan keledai bodoh yang terperangkap di bendungan kecil.  Kembali dibarisan gue memegang kaki temen gue yang gue anggep orang kepercayaan gue saat itu dia adalah JONI gue menganggap dia awalnya seperti bocah umur 2 tahun yang baru belajar jalan dan mengenal dunia luar secara keseluruhan dan entah kenapa setiap gue bicara dengan dia gue paling benci melihat matanya yang sayu bagaikan bocah yang baru bangun dari tidurnya risihnya lagi ketika dia cengo melihat hal yang aneh dihadapannya sampai-sampai lalat hinggap dimulutnya yaks!. Tapi sebenarnya si JONI ini anak yang pandai dan berintelektual yang tinggi bayangkan gue aja belajar bahasa pelanet dari dia dan berdebat hukum dari dia. Singkat cerita di KP3 gue dan kelompok gue ditatar oleh kakak kelas dengan pertanyaan yang mengoyak jiwa gue! gue inget banget ketika ada kakak yang nanya siapa PK kalian kita jawab kak BOTAK kakak yang nanyapun tertawa dan kakak tersebut memberitahu bahwa PK gue namanya kak YOGA. Pengalamn yang tak terlupakan bagi gue sangat indah dan terkesan selama gue baru masuk SMA ini. Pengalaman memang memberikan hal yang banyak untuk diri kita sendiri khususnya.

Tak Lebih Bahagia Dari Seorang Jomblonyess

"Dek.. nanti malem anterin mama ke pasar malem yak! mama mau cari bawang!" teriak nyokap gue dihalaman rumah. Ketika itu gue lagi tiduran dikamar sambil update status terbaru, statusnya : sore-sore gini mak gue sudah ngajak gue jalan, ke pasar malem..dan itu setiap malam minggu". Yak! ritual ini telah lama nyokap kerjain ketika tahun 2011 yang lalu, ketika itu lagi marak-maraknya pesta pasar malem, dikomplek gue. Bukan berarti pasar malemnya dikomplek gue, bukan, tapi tetangga-tetangga gue sering banget ngajak ke pasar malem, hanya sekedar mencari alat-alat rumah tangga dan makanan kecil yang tentunya murah meriah. Parahnya, pasar malem itu dibuka pada saat malam minggu aja.
Biasanya, malam minggu di bumbui dengan suasana romantisme dengan pasangan. Tapi kalo semacam Jomblonyess kayak gue, kayaknya malam minggu itu sama aja kayak malam-malam yang lainnya. Nyess banget. Sepi, hampa, kosong, gak ada sapaan "hai sayang.." ke gue. Kembali ke teriakan nyokap disore yang dibilang basi ini. "iya ma.." jawab gue 
kalem. Gue lanjutin lagi tidur-tiduran gue sambil kayang.
Gak kerasa sore telah berganti malem, akhirnya, jalan-jalan yang terbilang gak elit ini gue mulai. 

Seorang jomblonyess kayak gue ini, ritual yang dilakukan kalo setiap malem minggu, gak lain gak bukan ke pasar malem yang gak elit. Tau sendiri kalo kepasar malem pasti banyak banget orang-orang kampungnya, dimulai dari yang alay, labil, item-item, ada juga yang bau (gue yakin nih orang gak ada air dirumah), kumel, sampe ada yang diganteng-gantengin tapi malah gagal. Mayoritas pengunjung pasar malem pastinya orang yang lagi pacaran. Mereka beduaan, gandengan tangan, lengkap dengan pakaian yang dibilang sederhana. Persis namanya, 'Pasar Malam' pasar yang dibuka malem-malem. Selain dibilang pasar, pasar malem juga sebagai hiburan, 'Hiburan Rakyat'. Hiburan yang umum untuk siapa aja, yang dateng beragam, dari orang sederhana, kampung, sampe orang elit yang pelit. Makanya "dia" (orang elit) ke pasar Malem buat menghemat. 

Gue sendiri seorang jomblonyess, nyess banget. Kalo jalan pasti bedua nyokap. Nyokap ibarat pacar first love gue. Pacar kesayangan gue, yang pastinya gak pernah lepas dari kemana gue pergi. Setiap jalan ke mall, pasar ikan, pasar malem, sampe ke WC bedua nyokap. Kalo gue beneran punya pacar, ini udah kayak perangko sama amplop. Gak pernah lepas. Serasi banget dah jadi pasangan. Banyak tetangga-tetangga gue yang bilang ke nyokap gue. "udah kayak pacaran aja nih.. beduaan melulu.." sambil ketawa kecil diselingi candaan. "haha iya.. abis dia satu-satunya jagoan saya bu.." nyokap memuji gue, (baru kali ini dipuji). Emang, setelah kepergian bokap 9 tahun lalu, gue selalu bedua dengan nyokap, kemanapun itu. Mungkin ini yang menyebabkan sampe sekarang gue jomblo. Gue gak bisa lepas dari pacar first love gue yaitu nyokap. 

Setelah makan malem gue dan nyokap, pergi ke pasar malem didaerah Pondok Gede Permai Bekasi. Maklum... daerahnya gak terkenal. "dek kamu siap-siap ya sekarang, yang rapih!" nyokap nyuruh gue. "iya ma.. tenang aku pake parfum kok.." jawab gue, sambil gue ke kamar ambil parfum terus gue semprotin ke badan yang bau ini. 
Nyokap langsung ganti baju yang rapih, lengkap dengan jilbab yang dikenakannya. Gue pun demikian, ganti baju pake celana panjang yang kebetulan lagi sobek sedikit di bagian pantatnya, (celana panjang lainnya lagi dicuci) maklum gue cuma punya 3 stel celana panjang dirumah, kebetulan minggu ini keluar terus jadi yang 2 lagi kotor, terus dicuci. Terus pake jaket kupluk warna putih bahan beludru. Bajunya gue pake kaos gambar Donal bebek. Jadilah gue = Remaja sok imut yang abis disodomi (bagian pantat robek). 

Gue ambil kunci motor dilemari. Lalu gue keluar ke halaman rumah. Buka kunci gembok yang ada dimotor. Nyalain motor antique gue. Cik cik cik cik 'suara stater' malah terdengar seperti marmut kejepit. Brem brem trotot tot tot tot tot.. begitulah bunyinya. Gue manasin motor sebentar. Lalu gue keluarin motornya dari halaman rumah. "ma.. Aku sudah siap, ayo kita jalan! Mama sudah siap?" teriak gue dari luar rumah "oh iya dek tunggu bentar lagi!" teriak nyokap gue dari kamar "oke ma.." jawab gue mengiyakan. 
Gue nunggu 5 menit diluar rumah, sekalian jagain motor. Akhirnya, nyokap keluar dengan dandanan yang sangat rapih persis kayak mau hajatan kawinan presiden. Gue bengong. "ma.. gak kebagusan ya?, kan cuma ke pasar malem?" tanya gue heran. Bayangin aja, cuma ke tempat 'hiburan rakyat' nyokap sampe segitunya berpenampilan, apa dia lagi ingin mengingat kenangan dulu, ketika di apelin bokap, persis ke pasar malem juga?. Dan malam ini malam minggu, malam apelnya buat para sejoli. "hmm.. kebagusan ya?" nyokap bertanya ragu. "ohh.. gak kok ma.. normal pakaiannya" gue menekankan agar mama gak tampak kecewa dengan hasil dandanannya malem ini. Nyokap mengunci pintu. Memastikan telah tertutup rapat pagar dan pintu rumah. Gue menyuruh nyokap naik ke atas motor. 

Gue gas motor dengan kecepatan yang rendah. Sebelumnya gue hidupkan lampu depan motor, yang agak redup, maklum motor antique... hehe. Nyokap menikmati malam ini, terlihat dari pelukan beliau di pinggang gue yang tidak terlalu keras. Nyokap sempet ngobrol ketika 
di pertengahan perjalanan. nyokap berdehem,
"ehm..dek, kamu risih gak sih setiap malam minggu beduaan sama mama terus?, kan seharusnya di usia kamu sekarang yang 17 tahun, kamu sudah bedua sama pacar kamu.." nada bicara yang serius. 
"hmm.. gapapa kok ma.. aku seneng malah kemana-mana bedua mama terus..lagian kan, aku gak punya pacar, hehe" jawab gue dengan sedikit cengengesan. 
"ah apa bener dek?"
"iya ma.." kalem 
"serius.." 
"heuhh iya." 
"ah boong deh" memaksa gue 
"iya iya ma.."
"haha iya deh.." 
kok malah absurd gini obrolan antara anak dan ibu?. 

Gue melihat disisi kanan jalan, sudah rame orang dan terangnya lampu disetiap lapak. Gue menghentikan laju motor dan membelokkan stang motor ke kanan dan menyebrang ke sisi kanan jalan. Gue mencari tempat parkir. Gue menyuruh nyokap untuk turun dari motor. Gue memarkirkan motor gue di tempat parkiran yang disediakan oleh pasar malem tersebut. 

Gue menghampiri nyokap, yang telah menunggu di pintu masuk pasar melem tersebut. Gue dan nyokap masuk ke pasar malem. Gue celingukan ke kanan dan kekiri. Melihat lapak-lapak yang menawarkan isi dagangannya. Nyokap terhenti disalah satu lapak yang berisi wajan dan spatula.
Gue nanya ke nyokap "ma.. mau beli wajan ya?"
 "iya, wajan mama kan udah item kayak rambut ketek kamu yang item tuh haha" nyokap ngeledek gue, biasa banget nyokap hina gue. Dengan nada candaannya yang khas.
 "oh.. yaudah tanya harganya berapa ma.." 
"bang! ini wajan kecil berapa harganya?" tanya nyokap ke pedagang 
"45 ribu bu!" kata pedagang 
"ah! mahal banget bang?" gerutu nyokap 
"yah segitu bu..udah gak dimahalin kok!" 
"apaan!!, mahal banget! kurang yak!" nyokap nawar 
"ya udah 40 dah.." 
"ah masih mahal! kurang lagi dah" 
"gak bisa bu sudah pas!" trik pedagang jualan,biasa banget kalo pedagang bilang itu harga sudah pas padahal modal cuma 15 ribuan. 
"ah kemahalan! 10 ribu yak"
 "buset bu mana dapet segitu?". Nyokap emang kalo nawar gak kira-kira dari harga normal, dan itu nurun sifatnya ke gue, pernah gue nawar jam tangan 50 ribu jadi 10 ribu. Bukannya dapet 
malah tukang jamnya jadi nimpukin gue pake sendal. "ah lo kalo gak ada uang aja belagu beli jam" tukang jamnya hina gue sambil megar-megarin idung. Gue akhirnya pulang, dari tempat jam dengan benjolan di kepala gue habis ditimpukin sendal, tragis. Setelah nyokap lama, nawarnya karena gak dikasih harga 10 ribu yang sebenarnya modalnya 15 ribu (ya iyalah rugi!) nyokap ninggalin pedagang dengan gerutuan yang sedikit absurd. "ah bodoh tu pedagang, ditawar 10 ribu gak mau, masih mending 10 ribu! tadinya mama mau nawar 5 ribu tuh..kan untung goceng dia! ahh!!" "yaudah ma.. tenangkan diri, jauhkan nestapa, bersihkan hati, bersihkan daki, cuci kaki, lalu mandi!" loh?. Inilah percakapan absurd antara anak dan emak kandung. 

Gue dan nyokap kembali menyusuri pasar malem yang suasananya udah malem (ya iyalah). Nyokap tau kalo malem ini gue mau nyari celana 'training' buat gue tidur, kebetulan celana yang lagi gue pake pantatnya robek. Gue berasa gak nyaman juga make celana robek ini. Kadang-kadang gue tutupin pake tangan gue, kadang gue tutup pake jaket gue yang gue kenakan, kadang juga gue nempel-nempel ke orang-orang biar bisa ketutup, tapi sialnya bukan ketutup malah gue dianggap pencopet, "woyy!! ada PENCOPET!!! dari tadi GREPE GREPE PANTAT SAYA!!!" gue digebukin.
Untungnya, yang diteriaki copet itu hanya hayalan bego gue aja.

Nyokap dan gue kembali menyusuri jalan setapak dipasar malem, sambil tetep fokus nyari lapak yang isinya celana-celana training buat gue. Biasanya kalo sudah malem mata nyokap agak kurang jelas melihat suasana lingkungan, maklum matanya min. Walau sudah pake kacamata sekalipun. Nyokap nunjuk ke tempat orang jualan BH "dek! itu ada celananya! ayo kesana!" nyokap narik tangan gue, sedangkan gue masih dalam kedaan fokus ke lapak lain, dan belum sadar kalo nyokap gue. Narik tangan gue buat ke lapak yang jualan BH. Gue kaget. "MASYALLAH! MA! INI BUKAN TEMPAT JUALAN CELANA TRANINING, TAPI BH!!!!!" masa iya gue nutupin pantat gue yang robek pake BH yang ukurannya 32 A. Gue yakin gue bakal di sangka sama ibu-ibu yang ada dipasar melem "BANCI KALENG GELO" kalo gak "BANCI MABOK TAMAN AYUNAN" masa iya pake BH dipantat. Sebagai seorang banci gue telah gagal, karena salah naro BH yang seharusnya di dada. Gue kembali menyadarkan mama sebelum hal yang gak-gak terjadi, "Ma.. itu bukan training kayaknya tapi, itu BH!!!!", gue menyadarkan nyokap. "Oiya dek!, mama gak liat sih. ya.. siapa tau aja kamu mau pake de.." nyokap ngehina gue lagi dengan senyumannya yang ngeledek. "Ayo ma! kita jalan lagi". Gue dan mama melanjutkan mencari celana training dan yang pastinya tujuan awal "bawang". Gue liat di pasar malem kali ini lebih rame lapaknya daripada malem-malem sebelumnya. Bahkan sekarang udah nambah lapak yang jualan kantong kresek. Gue juga bingung, apa gara-gara gak ada modal, apa gara-gara gak ada kerjaan yang cocok buat dia, atau gara-gara obsesi dari lahir. Gue juga merasa aneh, dan KASIAN. Faktanya, gak ada yang dateng atau sekedar berkunjung ke lapaknya. Gue iba. Gue kalut. Gue pengen banget dateng buat sekedar berkunjung ke lapaknya dan bilang : "anda tidak cocok jualan kresek, anda cocoknya jualan karung goni" (kayaknya sama aja deh, kantong-kantong juga?). Gue sempet berfikir mau beli tapi apa dikata kantong kosong nyaring kentutnya. Gue mengurungkan berkunjung dan lebih memilih. Berdoa agar dia berubah pikiran buat
move on.. (disini gue artiin sebagai pindah ke kerjaan lain) misalnya : jadi germo. Untuk yang satu ini, mohon "don't try this at home". Saran yang lebih bego bahkan lebih hina deh kayaknya. 

Gak terasa setelah muter-muterin pasar malem yang rame dan sedikit bau ketek. Akhirnya... tujuan utama nyokap gue "bawang" ketemu. Jujur aja, sudah 2 minggu ini gue dan nyokap makan dari masakan nyokap itu tanpa bawang. Pasalnya, bawang lagi langka didaerah gue. Katanya (dalam hal ini berita dan tetangga) gara-gara banjir bandang yang menggenangi pertanian bawang. Ya.. kalian tau sendiri Bogor itu (daerah gue) pasti setiap hari, hujan. Dan got-got depan rumah gue meluap, kalo got aja meluap apalagi kali-kali disekitar Bogor. Nah!, itu yang nyebabin gagal panen. Dan ngaruhnya ke pasaran, yang tidak memproduksi atau menjual bawang. Kalo pun ada stok dikit itu pun mahal. Tau sendiri nyokap, kalo nawar harga dibawah modal. Dampaknya : gak jadi beli- makan hambar tanpa bawang. Mau beli sayur yang udah jadi, tapi gak ada 
duit. Setelah banjir bandang berakhir, akhirnya panen bawang dimulai kembali. Dan kebetulan pas gue pergi ini, hari dimana keadaan bawang sudah normal. 

Nyokap nyamperin si tukang sayur. "bu..! bawang sebungkus berapa?" nyokap nanya, "sebungkus, 5000 aja bu!" kata tukang sayur "hmm, 3000 ya!" tetep nyokap nawar "yaudah bu!" "makasih bu!, ni uangnya!". Nyokap berhasil beli bawang. Dan ini sungguh prestasi yang membanggakan. Bayangkan, sudah 2 MINGGU! 2 MINGGU! (efek dramatis), gue makan masakan nyokap tanpa bawang, sedangkan setiap masakan pastinya bahan utama garam dan bawang. Gue dan nyokap lanjutin jalan ke tempat jualan celana training. Muter-muter sekitar 20 menit. Gak ketemu juga. Malah nyokap mulai ngigau lagi, "dek..! itu celana training kan?!" nyokap nunjuk ke tempat jilbab. Sumpah! kenapa setiap ngigau dalam hal penglihatan, pasti nunjuk ke bahan-bahan yang sering wanita gunakan??. Apa jangan-jangan gue beneran banci?. Apa gue terlahir transgender?. Terus bokap gue pengen anak cowok 
, akhirnya titit gue dipertahankan. Terlepas dari, apa gue transgender atau gue waria (wanita ceria)?, gue menyadarkan nyokap, "ma.. itu bukan training" jawab gue lesu, "oiya ya.. bukan" nyokap nyengir. 

Gue dan nyokap kembali berjalan-berjalan dan berjalan. Celingukan ngeliatin orang belanja, nawar barang, diemin anaknya yang lagi nangis, sampe orang pacaran yang beda kasta. Titik terang yang dinantikan akhirnya terlihat, gue ngeliat lapak yang jualan celana training. Nyokap juga ngeliat, setelah itu kita mulai liat-liat celana training yang cocok buat gue. Gue milih-milih dan akhirnya ketemu juga apa yang gue suka. Celana training warna biru, ada garis putih 3 disamping kanan dan kirinya dan bermerk Billabong. Nyokap mulai nanya harga, gue pun demikian (biar keliatan remajanya),
"mas berapa?" nyokap nanya 
"om berapa harga celana ini?" gue nanya juga, 
"35 ribu aja" penjual jembretin harga, 
"yah.. mahal! 20 ya!" nyokap tentunya nawar, 
"waduh gak bisa bu.." 
"berapa dong?" 
"yaudah 25 aja dah" 
"hmm 22 dah"
"ya udah dah!" 
"gitu dong..!". 
Akhirnya, gue punya celana training baru juga, dan bisa menggantikan celana training gue yang robek ini. Gue izin ke nyokap biar bisa langsung ganti celana training gue yang robek ini. 
"Ma.. aku ganti celana dulu ya" 
"ganti dimana? kan gak ada toilet?" 
"dimana ya? gimana kalo aku gantinya di rumah aja!" 
"hmm ide yang bagus!". Kalian merasa ada yang aneh gak, perbincangan antara kedua anak dan mamanya ini?, sumpah! bego banget nih perbincangan. 

Gue tetep make celana yang robek. Masih dengan gaya rapetin selangkangan. Gue dan nyokap tetep jalan beduaan di keramaian pasar malem ini. Kalo diliat-liat malem minggu kali ini terasa berbeda aja, mulai dari lapaknya banyak yang baru, tambah rame, tambah bau ketek, sampe tambah ganteng aja gue dengan gaya rapetin selangkangan. Gue dan nyokap celingukan, "cuci mata" cari-cari barang yang bagus. Kalo dapet mungkin malem ini kita bakal belanja yang banyak. Lebih dari sekedar bawang dan celana training. Ternyata nyokap pengen beli baju tidur. Setahu gue baju tidur emang dikit dan yang lainnya sudah lapuk dan pudar-pudar. Nyokap menyambangi lapak khusus jual baju tidur. Nyokap nyari-nyari, layaknya mak-mak shoping di mall. Kebetulan kalo nyokap nyari barang kayak gini lamanya bisa setengah jam iya SETENGAH JAM! (efek dramatis). Hasilnya, gue hanya bisa menunggu, bahkan kadang gue ikut mencari agar mama cepet dapetnya. Gue bengong liatin nyokap nyari baju, lalu gue juga sok-sok an nyari baju buat nyokap. Gue tunjukin ke nyokap tapi hasilnya gue ditolak mentah-mentah. Gue tetep menunggu, menunggu dan menunggu, sampai akhirnya tiba. Nyokap dapet bajunya dan kini mulai menawar harga. Tau gak rasanya nyokap ketemu sama baju pilihannya itu, kayak terbang ke langit ke 7 terus gue gak balik-balik lagi, loh?. Nyokap nawar, "mas berapa?", "45 ribu aja bu", "yah.. kurang dong", "gak bisa bu", "ih mas mah gak asik" kok jadi kecentilan nyokap gue? 
"yaudah deh 35" 
"25 aja ambil nih" 
"ah gak bisa bu.." 
"yaudah deh..gak jadi" nyokap gue langsung 
pergi meninggalkan pedagang baju itu dan gue pun menyusul. Biasa banget, kalo ibu-ibu lagi nawar terus harga yang dia pengenin gak bisa, akhirnya pura-pura pergi dan berharap dalem hati si pedagang manggil si ibu untuk memberi harga yang telah ditawar. Ternyata, argument gue ini gak berlaku saat ini. Akhirnya, gue dan nyokap balik lagi dengan rasa malu yang..., sumpah BEGO BANGET!. Pedagang belaga jual mahal, tampangnya tetep jaim jaim pengen dipipisin gitu. Nyokap nawar lagi "30 ribu yak!" , "yaudah deh bu..". Akhirnya dibungkus juga ni baju. Dan kita pun pergi meninggalkan tempat itu. 

Berjalan lagi, sambil melihat-lihat gemerlap cahaya dari lampu-lampu neon yang terdapat disetiap lapak. Tersenyum gembira karena telah mendapatkan apa yang gue dan nyokap cari. Terus melangkah tanpa menghiraukan yang lain. Dan tanpa terasa kita pun capek, dan merasa malem telah larut. Gue dan nyokap kembali ke parkiran dan bergegas untuk pulang. Di motor kami tampak akrab, sama seperti awal kami pergi. Gue mengobrol bareng, nyokap merangkul pinggang gue, gue melaju dengan perlahan, dan kami sama-sama menikmati kasih sayang antara anak dan ibu. Dijalan nyokap sempat berucap, sambil tetap memeluk erat pinggang gue, mother say : terima kasih banyak ya dek, untuk malem ini. Gue tersenyum mendengarkan kata-kata itu, dan gue pun berkata dalam hati = "terima kasih mama yang telah menemaniku dari kecil hingga dewasa ini, terima kasih untuk setiap waktumu, terima kasih atas kasih sayangmu yang katanya sepanjang masa itu". Gue tersenyum bahagia malem ini. Ternyata, tak lebih bahagia seorang jomblonyess seperti gue, tanpa adanya seorang "ibu" disisi gue, daripada memiliki seorang kekasih yang belum tentu menyayangi seperti ini.

D.I. Yogyakarta yang Norak

Ketika gue di Borobudur, sumpah norak banget! wajar gue baru pertama ke sini.. hehe..
Maka dari itu gue gak sia-siain foto didepan pintu masuk Borobudurnya.






Gue dan Andrew gak mau nyia-nyiain waktu buat foto bareng di dalem Borobudurnya. Lo liat gak gue megang botol air minum, untuk apa coba : 1. Untuk gaya-gayaan biar agak terlihat cool didepan temen-temen gue
2. Emang panas bnget saat diaatas sana
3. Karena gue haus
POINT pertama merupakan pemikiran bego gue.
Andrew dan gue beda jauh, dia lebih ganteng dari gue. fiuhh... nasib seorang Jomblonyess.

2 orang asing dari jepang membuat gue, berasa ada dinegeri orang. Jujur gue bego banget ketika hendak bicara sama mereka. Bahasa yang sempet gue denger "misi-misi-misi haik" gue kira artinya "pemisi mas, permisi mas" terus mereka bersin. Ternyata BUKAN!! artinya bukan itu dan sampe sekarang gue gak ngerti artinya apa?. Jujur gue pengen banget foto bareng sama mereka tapi apa daya gue bego buat ngomong. Hasilnya gue hanya foto mereka dari kejauhan dan berkata dalem hati "seandainya gue bisa bahsa jepang.. mungkin gue udah ke jepang (loh?)"

Tampak jauh Candi Borobudur yang begitu megah, dan gue kagum pernah kesini dan ini baru PERTAMA KALI gue kesini.







SUMPAH!!! kata temen gue ini foto terganteng gue, apakah anda setuju???? Kalo enggak mungkin emang gue jelek dari lahir, kalo iya gue sujud sukur, dan berucap : ALHAMDULILLAH!!!! terima kasih temen-temen akhirnya gue jadi Ganteng juga!!!




Gue lagi didepan (Reklame Candi Prambanan). Berasa ganteng ketika gue pertama kali menginjakkan kaki ke Prambanan. Wihhhhh.... akhirnya, gue ke Candi Prambanan (efek dramatis). Apapun itu gue tetep Bangga untuk pertama kalinya gue bisa liat Patung ROROJONGRANG yang kononnya dikutuk jadi batu.



Gue kira ini  patung ROROJONGRANGnya gak taunya ini bukan ini adalah patung.... oke gue gak tau namanya... soryy...
Jujur gue agak merasa merinding ketika berada didalem ruangan yang berisi patung ini. Karena pasalnya ini tempat gelap buangetttt.




Foto 5 boy band labil yang gak jadi terkenal. Temen gue mengabadikan foto ini karena dia merasa yakin ni grup boy band yang gak bakal laku, hmm kalo jadinya gini ngapain juga diabadikan???.
Gue dan temen-temen gue foto di halaman Candi
Farhan (getek), Ade, Andrew, Alian dan gue Culai



Ketika Berada di dalem candi Prambanan-nya kami sengaja mengabadikannya agar berasa keren, karena PERNAH ke Candi Prambanan. Lo berasa gak kalo gue ganteng????





Ini video ketika gue mau naik ke atas Borobudur.. Sumpah gue berasa ndeso banget, jujur orang-orang sekitar gue ngeliatin gue. Gue ngerasa gue orang udik yang baru ke sini. Sebenernya gue mau Stay Cool tapi apa dikata semesta berkata lain....




Klo yang ini ketika gue ke Prambanan. Rame banget di Prambanan ini (mungkin sudah di Booking sama SMAN 8 Bekasi kali). Apapu itu! ini juga PERTAMA KALINYA gue ke Candi Prambanan. Hore.... 

Wawancara sama Playboy absurd





5 Maret 2012 kemaren gue dan temen-temen kelas gue beserta 1 sekolah gue tapi yang kelas 11 aja semua pergi ke Jogja…
Berasa di iklan-iklan tau.. ini video gue dan kawan gue ketika di bis sumpah ni orang absurd banget. Maaf kalo suaranya gak jelas dan banyak suara-suara aneh yang terdengar. Kalo lo mau tau sebelum gue videoin ni Playboy (Alwan) bertingkah laku layaknya Banci Taman Lawang. Terus Setelah gue videoin dia sok-sok Jaim kayak gak terjadi apa-apa.