Pulang Sekolah Ketemu Hantu

Siang hari yang begitu menyengat dan sangat membuat gue dehidrasi, gue dan sahabat-sahabat gue, telah selesai menuntaskan aktifitas belajar tepatnya sih pulang sekolah. Gue dan sahabat-sahabat gue punya rencana tuh untuk pergi ke suatu tempat yang asyik tapi menegangkan, kira-kira apa ya? si Aldi punya ide tuh kebetulan di salah satu Mall yang ada di Bekasi ada pertunjukan 'Rumah Hantu' yang biasa ada dipasar malam gitu. Rumah hantu itu akan ada disana hanya 1 bulan saja setelahnya mereka pergi mencari lapak baru. Sebenarnya maksud dan tujuan gue nulis judul itu untuk menarik kalian agar lebih tertarik membaca sih.. bukan kejadian yang sebenarnya hehe mungkin kalau kejadian sebenarnya gue dan sahabat-sahabat gue akan lari tunggang langgang atau lempar jumrah saat itu juga ga ngebayangin gue. Gue dan sahabat-sahabat gue langsung on the way ke tempat tujuan. Karena gue anak soleh dan berbakti kepada orang tua gue, terlebih dahulu gue menelpon orang tua gue untuk berpamitan, perlu dicontoh nih perilaku gue untuk pembaca haha. Sampai ditempat parkir gue dan yang lain sempat 
gila-gilaan yang gak lazim pada umumnya, gue jungkir balik, si Joni plorotin celana abang tukang parkirnya dan si Aldi telanjang dada sambil muterin tempat parkiran layaknya telah mencetak gol ke kandang malaysia. Untungnya hanya hayalan gaib gue aja, kalo kejadian beneran gak ngebayangin begonya gue dan sahabat-sahabat gue. Kita berjalan menyusuri jalan menuju ke pekarangan mall tepatnya disamping mall itu berdiri. Ketika kita menyusuri jalan, suara-suara aneh yang gak biasa gue denger menghampiri telinga lebar gue. Ternyata, itu suara hantu dari rumah hantu tersebut.

Si Agus sempat membuka pembicaraan,

"Kayaknya gak serem nih rumah hantunya" dengan tampang berani dia berkata 
"gue aja keringet dingin" ujar gue dalam hati. 

Bacaan dzikir, doa, dan ayat kursi sama kursi-kursinya gue lontarkan. Kami telah sampai didepan rumah hantu tersebut, dengan muka bego ala keledai sambil ngences kami memandangi, mengamati, menelaah poster hantu yang terpampang di rumah hantu tersebut. Selesai mengamati, kami mengecek 
dompet masing-masing, Joni membuka dompetnya alhasil masih tebal, Aguspun mengecek alhasil tipis kritis tapi masih cukup, Aldi mengecek uangnya sampai tumpah kebawah saking banyaknya, si Ramdhan demikian masih mengucapkan alhamdulillah, giliran gue dompet hanya berisi kartu pelajar, kertas kwitansi bekas beli flashdisk, STNK, struk pembayaran, catatan hutang tutup panci belum lunas dan recehan 2000 rupiah allahuakbar mati kejang gue, muka bego dan melas gue mengharap belas kasian dengan sahabat-sahabat gue.

"hmm sob"
"apaan lo mau beli sop?"ujar Joni
"bukan jamban, gue manggil kalian, gini gue... ehh ehh ehh"
"gue tau" semua menjawab
"alhamdulillah kalian tau"
"lo mulai pengen eek lagi kan?" serentak menjawab
"bukan ludruk!, kirain tau
gue kayaknya dan keliatannya kanker" muka gue memperihatinkan
"apa! lo selama ini mengidap 'kanker'?, astaghfirullah kami ikut berduka kami akan selalu menolong lo! pegang janji kami!" ujar Aldi
"iya bener" Ramdhan menegaskan.
Suasana mulai haru dan tenang.

kalo di film-film kejadian ini biasanya ada soundtrack mengharukannya, #NP lazy song. Eh jamban! itu lagu ceria bukan sedih!, ganti-ganti!  #NP kisah sedih dihari minggu
nah.. baru bener.

"anjrit lo! pada malah nyumpahin gue, bukan itu sahabat yang budiman gue ga ada duit hehe.."
"ye.. ngomong dong! oke kita berempat patungan buat bayarin lo" ujar Joni
"dari tadi gue mau ngomong gitu tapi kalian sudah nyelak omongan gue, hmm thanks ya kalian sahabat is the best, btw ini ngasih cuma-cuma kan?"
"oke deh, berhubung lo banyak hutang diwarteg bang Mumun sama tukang kredit kita kasih cuma-cuma" ujar Ramdhan
"makasih yak!"
gak percuma gue punya sahabat yang baik hati. Aldi yang memimpin masuk ketempat karcis kebetulan ngantrinya panjang karena sudah mulai sore jam 4an. Setelah sampai ditempat loket kita dihadapkan dengan dua gadis cantik disana kita sempat berbicara.
"Mba, berapa harga tiket masuknya?" Joni memulai
"harganya Rp 20000 / orang"
salah satu gadis cantik menjawab
"waduh mba, mahal banget ga kurang 
mahal banget?" ujar gue sanggah 
"eh cuplis sangka lu ini pasar impres yang bisa transaksi tawar menawar?"ujar Agus 
"usaha dikitlah, ya ga mba?" 
si mba pun tersenyum gue mikir senyuman menghargai gue apa gara-gara melihat kebegoan gue?. 
"oiya mba hantu disini serem-serem ga? abis takutnya saya gak bisa tidur" 
"lumayan mengerikan kok dek tapi kayaknya setannya takut duluan melihat muka adek, eh maaf hehe" ujar nyeleneh dari si penjaga loket 
"iya riz lu nyeremin sih" ujar Aldi 
"mba ga tau aja kalo saya bisa mengikat hati wanita seperti mba" asyik dah 
"sudah-sudah antrian panjang tuh kalian asyik aja ngobrol! nih mba uangnya ber5" ujar Joni melerai 
"oke mba see you deh" kepedean banget gue hari ini.

Sambil menunggu giliran, kami semua pucat karena mendengar suara setan yang mengerikan. Gue sempat mau balik dan mengakhiri petualangan gue 'bahasa gue mulai ngaco'. Setelah lama menunggu akhirnya giliran kami juga, kami tidak hanya ber5 tetapi ada sekitar 7 orang lainnya yang ikut masuk kebetulan 6 orang cewe semua dan diantara cewe-cewe tersebut tersisih satu orang cewe yang cantik dan seksi, tapi sayang ada cowonya. Gagal gue melesatkan panah cinta ini huuhh. Kita mulai memasuki pintu kematian, gue sendiri sedang merekam kejadian ini dengan HP. Didepan pintu kita disuruh masuk tapi, gak ada yang berani masuk dan anehnya si cowonya cewe itu juga ga berani masuk. Setidaknya sok berani gitu didepan cewenya, kalo dia itu gue pastinya gue akan masuk duluan walaupun sebenarnya gue keringet dingin kencing dicelana sampe step karena sangking takutnya. Gue disuruh sama penjaganya agar memasukkan HP agar tidak jatuh dan hilang diTKP tapi gue tetap lanjut dan menghiraukan. Akhirnya didepan pintu terjadilah dorong-dorongan karena gak ada yang berani duluan alhasil gue keseret duluan, gue berteriak sekencang-kencangnya bagaikan orang yang lagi dikejar banci taman lawang, gue histeris tapi apalah daya gue sudah memulai. Setelah masuk kami dikagetkan dengan sesosok kuntilanak dia ketawa ketiwi, pertama-tama gue kaget lalu gue 
merasa friendly sama si kunti. Gue berjabat tangan dengan si kunti dan gue kenalan walaupun dia berbicara dengan suara ketawanya yang khas. Si kunti yang dimake up cukup serem masih bisa gue liat aura kecantikannya, ternyata yang dibilangin temen gue ada setan cantik adalah si kunti ini. Akhirnya, gue PDKT, ajak kencan, dinner bareng, ketawa bareng, kencing bareng (oke yang satu ini ga masuk akal), dan gue jadian lalu kami hidup bahagia selamanya di istana kunti. 
Hayalan gue saat itu sangat mengganggu saraf gue, sampe suatu ketika gue dikejutkan dengan pocong dan genderuwo, gue sempet teriak histeris mukul-mukul kepala si setan alhasil dia mati, bentar deh.. kok setan yang sudah mati malah mati lagi?. Aldi yang ketika itu didepan gue, terpeleset hingga jatuh karena kaget kakinya dipegang setan tapi entah kenapa dampak dari Aldi terpeleset berimbas ke gue, celana yang kebesaran ini kedodoran hingga dibawah lutut. Kebetulan gue memakai celana pendek, alhasil sempak yang warna kelabu ini terpampang jelas, berasa 
adem angin seliwir diantara selangkangan gue. Gue langsung cepet-cepet menaikkan celana gue, untungnya keadaan gelap hanya bercahaya senter dari sang pemandu rumah hantu. Padahal dibelakang gue cewe-cewe SMP begitu rame histeris ketakutan yang selalu mendorong-dorong gue. 
"Anjrit Aldi! gara-gara dia aib gue hampir kebongkar bahwa selama ini gue kemana-mana hanya memakai sempak kelabu busuk yang sebulan sekali gue cuci itupun kalo gue mau nyuci" ujar kesel gue dalam hati. 
Tapi semua itu ada hikmahnya, setelah kejadian itu otak licik gue mulai bekerja. Cewe yang cantik itu yang membawa cowonya berada didepan gue dan Joni, ketika dia histeris ketakutan tanpa disengaja atau emang maunya gue tangan gue menyentuh bagian dadanya. Begitu empuk dan asoy berasa di lapisan kulit epidermis ini, hadeuhh mabuk kepayang deh gue. Gak sampai disitu, gara-gara dorongan yang bertubi-tubi dari belakang akhirnya telapak tangan gue menyentuh pantat sang cewe yang amat seksi itu, muka innocent gue terlihat jelas saat itu.
Sialnya gue tidak dapat merekam dengan baik perbuatan gue tadi karena keadaan gelap sekali, hasil rekaman gue pastinya hanya layar hitam dan diselingi audio teriakan gila dari sahabat-sahabat gue. Contohnya Aldi, entah kenapa dia teriak bagaikan orang habis disodomi, 

"gue gak takut! siapa lo gue gak takut, ayo kenalan sama gue ayo! haaaahhhh...!!!!".

Dipikiran gue, hanya satu siapa juga yang mau kenalan sama dia?. Ramdhan dengan narsisnya foto-foto dengan pocong penunggu rumah hantu itu, gue tau kamera HP dia bagus ada slidenya jadi jika ditempat gelappun dapat terlihat dengan jelas. Janggalnya, si pocong juga ikut narsis seyuman imutnya menghiasi wajah pucatnya. Agus ketika itu sedang latihan menyapa kepada para hantu, 

"hai apa kabar?, kok diem aja sih? ayo jawab dong! jawab, jawab!!!" ujar agus.

Aduh, mana ada yang mau jawab hantunya lagian mereka tugasnya nakut-nakutin kita bukan untuk menjawab pertanyaan dari para pengunjung?. Gue sendiri bingung apa yang sedang dilakukan Joni soalnya terlihat samar-samar karena keadaan dalam ruangan itu sangat gelap. Sekitar 10 menit berlalu berada didalam ruangan yang begitu kelam, bagi gue itu mimpi buruk gue. Tapi entah kenapa, dimimpi buruk gue itu terdapat bumbu-bumbu keabstrakan dari gue dan sahabat-sahabat gue. Gue dan semua orang yang berada dibarisan berdesak-desakan untuk keluar dari rumah hantu ini. Mereka keluar bagaikan antri pengambilan zakat saat hari raya idul fitri sampai-sampai ada korban jiwa akibat terinjak-injak. Beruntungnya yang menjadi korban jiwa itu adalah gue!, ya gue! gue terjatuh saat ingin keluar. Gue seperti seorang kakek-kakek kece yang tak berdaya. Setelah semua keluar gue kembali bangkit dari kubur, ehh.. kayaknya terlalu serem perumpamaannya. Gue kembali bangun dari jatuh gue, badan gue pegel linu, gatal-gatal, kesemutan, dan encok 'kok kayak fungsi dari suatu obat generik ya?'. Gue keluar dengan muka innocent gue, tapi entah kenapa ketika gue keluar menyendiri dari TKP gue diliatin oleh orang-orang sekitar pintu keluar 
rumah hantu tersebut. Muka dongo gue menengok kekanan kiri seolah bingung. Kenapa gue diliatin? apakah gue seperti makhluk asing yang turun dari planet pluto.

Sahabat-sahabat gue malah ketawain gue diujung sana. Gue menghampiri mereka,
"riz kenapa lo? abis dihajar masa karena nyodomi kakek-kakek? haha" caci Aldi
"anjrit lo! gue abis dianiaya nih malah di dzolimi ckck" noyor gue
"haha fariz... fariz.. gue punya sahabat kok selalu terdzolimi ya haha" kata Agus
"oiya Jon kayaknya lu senyum aja kenapa lo?"
"haha gak tau sih lo riz tadi gue... ehh.." buat penasaran Joni
"abis jadi kodok kesurupan lo?"
"bukan peleh gue tadi abis dorong-dorong pantat cewe cantik yang ada didepan gue haha.."celoteh Joni
"anjrit lo Jon!" seru kita
"enak banget hidup lo Jon? dia sadar ga?" tanya gue
"gak lah kan sama-sama pada dorong-dorongan jadi ga ada yang tau lagi pula gue ga sengaja, tapi malah kelajuan hehe"
"picik otak lo Jon!" gerutu Ramdhan
"oke deh kita pulang aje sudah sore nih sudah jam 5 an" ujar Agus
"oke kita pulang!"  serempak menjawab.

Akhirnya kita semua pulang, menuju tempat parkir untuk mengambil motor masing-masing. Sampai dijalan besar Kitapun berpisah mengakhiri perjalanan yang melelahkan ini 'kesambet monyet apa gue bisa puitis gini?', untuk menuju rumah masing-masing. 

Hahhh..., kebersamaan yang sebentar membuat arti yang sangat berkesan, tumben bahasa gue puitis? apa gara-gara gue sudah minum obat cacing? (apa hubungannya?) 
Pesen dari gue.. 
jika melihat gue! eh maksud gue hantu, maka kalian berlarirah-berlarilah!!! 
salam bang napi.